Sistem Saraf pada Manusia


Sistem Saraf pada Manusia

A.      Pendahuluan
Organ tubuh kita merupakan suatu kesatuan yang memerlukan keserasian dalam pelaksanaannya. Tubuh terdiri dari berbagai macam organ yang memerlukan suatu pengendalian yang terkoordinasi. Semua kegiatan tubuh kita diatur oleh susunan saraf beserta indera dan hormon. Oleh karena itu, saraf, indera, dan hormon disebut sistem koordinasi.
Sistem koordinasi akan rnengatur semua sistem organ agar bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja dalam menerima rangsangan, mengolah, dan kemudian menanggapinya.
Kali  ini kita hanya akan membahas sistem saraf. Adanya sistem koordinasi menyebabkan terjadinya keserasian kerja antarorgan dan antarsistem organ.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh (kemampuan menanggapi rangsangan). Kemampuan menanggapi rangsangan memungkinkan kita dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan kita.

B.    Sistem Saraf pada Manusia
Pada dasarnya, sistem saraf pada manusia dan hewan bertulang belakang adalah sama. Sistem saraf sebenarnya merupakan sistem jaringan yang berfungsi membawa informasi berupa rangsangan menuju ke pusat susunan saraf, selanjutnya membawa perintah berupa pesan atau respon ke organ tubuh lain. Rang­sangan tadi diteruskan melalui jaringan sel saraf se­hingga memungkinkan organisme merespon.

Fungsi sistem saraf pada manusia adalah sebagai berikut.
1.   Mengatur organ-organ atau alat-alat tubuh kita agar terjadi keserasian kerja.
2.   Menerima rangsangan sehingga kita dapat mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan yang terjadi di sekitar kita.
3.    Mengendalikan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh kita.

Untuk dapat bereaksi terhadap lingkungan, ada tiga komponen utama yang harus bekerja, yaitu:
  • Reseptor rangsang  Bagian ini memberi isyarat berupa impuls pada sel saraf jika ada rangsangan atau perubahan tertentu dan membangkitkan suatu isyarat berupa impuls pada sel saraf yang melekat padanya.
  • Saraf  Saraf merupakan penghubung atau pengantar impuls yang berupa serabut-serabut penghubung (akson) ke bagian tubuh yang melakukan aksi.
  • Efektor  Efektor merupakan struktur yang melakukan aksi sebagai respons. Peran utamanya adalah otot dan kelenjar.
Sebagai sarana pengatur kerja alat-alat tubuh dengan dunia luar, maka sistem saraf mempunyai fungsi sebagai:
1.    alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh panca indera yang terdiri atas mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit;
2.      alat pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh agar bekerja sesuai dengan fungsinya;
3.      pusat pengendalian tanggapan (respons) ter­hadap keadaan sekitarnya.

1.     Sel saraf (Neuron)
Jaringan saraf berfungsi untuk menghantarkan rangsangan atau impuls dari bagian tubuh yang satu ke bagian tubuh yang lain. Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron.
1.      Badan sel atau soma
Soma berwarna kelabu, memiliki sitoplasma dan inti sel yang terbungkus oleh selaput plasma.
2.    Serabut-serabut halus yang berfungsi untuk me­nerima dan menghantarkan rangsangan ke badan sel saraf. Serabut saraf terdiri atas:
a.   Dendrit, yaitu suatu bangun yang berfungsi meneruskan impuls saraf menuju badan sel.
b.  Akson atau neurit merupakan serabut saraf berukuran panjang dan penerus impuls saraf dari badan satu sel ke badan seI lain. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neorofibril. Neurofibril dibungkus oleh selubung myelin sampai ke ujung-ujung saraf. Selubung myelin tersusun atas sel-sel pipih yang disebut dengan Schwan. Sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain saling bersambungan. Antara dendrit dan neurit terdapat celah halus yang disebut sinapsis. 
Di bagian tertentu, terdapat akson yang tidak ter­selubung yang disebut dengan nodus Ranvier. 
 

2.     Macam-macam neuron
Dalam tubuh kita terdapat banyak neuron. Neuron­neuron tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan atas cara kita mengelompokkannya.
Berdasarkan fungsinya, neuron dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
(a)   Neuron sensorik 
Neuron sensorik berfungsi mengantar­kan impuls dari reseptor rangsang ke otak dan sumsum tulang belakang.
(b)    Neuron motorik
Neuron motorik berfungsi mengantarkan impuls dari otak dan sumsum tulang belakang ke otot dan kelenjar yang akan melaksanakan respons tubuh. Neuron motorik umumnya dirangsang oleh inter­neuron. Namun, ada kalanya impuls dari neuron sensorik dapat langsung ke neuron motorik.
(c)    Interneuron
Interneuron terdapat di sumsum tulang belakang dan otak. Interneuron diaktifkan oleh impuls dari neuron sensorik atau interneuron lain. lnterneu­ron merupakan mata rantai tengah pada jaringan saraf.

Berdasarkan strukturnya, neuron dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
(a)  Neuron unipolar, memiliki satu akson yang bercabang.  
(b)  Neuron bipolar, memiliki satu akson dan satu dendrit. 
(c)  Neuron multipolar, memiliki satu akson dan sejumlah dendrit.  


3.     Susunan sistem saraf
Susunan saraf terbagi menjadi dua bagian penting, yaitu susunan saraf sadar dan susunan saraf tak sadar (otonom).
 



A.     Susunan saraf sadar 
Susunan saraf sadar terdiri dari susunan sarat pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf sadar berfungsi untuk mensarafi organ-organ yang reaksinya dapat kita rasakan, ketahui, dan sadari.

1.      Susunan saraf pusat 
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang merupakan pusat dari seluruh sistem saraf.

a.   Otak
Otak merupakan pusat koordinasi yang paling utama. Otak dilindungi oleh tengkorak. Otak terdiri atas 3 bagian, yaitu: otak besar (cerebrurn), otak kecil (cerebellum), dan sumsum lanjutan (medula oblongata).
      (1)   Otak besar (Serebrum)

    Otak besar terdiri dari dua lapis, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam. Lapisan luar mempunyai ciri-ciri: tipis, berwarna kelabu, banyak mengandung badan-badan sek saraf, dan merupakan bagian berbagai pusat saraf. Lapisan dalam mempunyai cirri-ciri berwarna putih dan banyak mcngandung serabut-serabut saraf.
Belahan otak bagian kanan berfungsi untuk mengendalikan tubuh bagian kiri, sedangkan belahan otak bagian kiri berfungsi untuk mengendalikan tubuh bagian kanan.
       (2)   Otak kecil (Serebelum)
       Otak kecil mempunyai ciri-ciri:
       1)   terletak di bawah otak besar dan terdiri dari dua belahan kanan dan kiri;
       2)   antara belahan kanan dan kiri dihubungkan oleh jembatan varol.

Otak kecil berfungsi mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika bergerak

        (3)   Sumsum lanjutan (Medula oblongata)
       Sumsum lanjutan berfungsi untuk mengatur kecepatan pernapasan, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan darah, dan kegiatan-kegiatan tubuh yang tidak disadari. Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otak kecil dengan sumsum tulang belakang.

b.      Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna putih dan lapisan dalam ber­warna kelabu. Lapisan putih berisi neurit dan dendrit, sedangkan lapisan kelabu berisi neuron. Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruas leher sampai ruas pinggang kedua. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks.
Gerak biasa dan gerak refleks
Gerak biasa adalah gerak yang kita lakukan dengan sadar. Gerak yang terjadi secara spontan dan tiba-tiba disebut gerak refleks.
Pada gerak biasa, impuls melalui jalan yang pan­jang. Impuls akan diterima oleh reseptor (indera) kemudian dibawa menuju otak oleh saraf sensorik. Di otak impuls diolah dan hasilnya dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah yang dilakukan oleh efektor (otot atau kelenjar).
Secara ringkas impuls pada gerak biasa dapat diikhtisarkan sebagai berikut:


Pada gerak refleks, jalan impuls singkat dan pendek. Diawali oleh adanya impuls yang diteruskan oleh reseptor dan diteruskan oleh saraf sensorik ke sumsum tulang belakang, tanpa diolah oleh otak, impuls langsung dikirim ke saraf motorik untuk disampaikan ke efektor. Contoh gerak refleks adalah gerak kedipan mata, atau refleks pada lutut.


2.      Susunan saraf tepi
Saraf tepi termasuk saraf sadar. Susunan saraf tepi terdiri dari 12 pasang urat saraf otak dan 31 pasang urat saraf sumsum tulang belakang. Tiap pasang saraf otak berhubungan dengan alat tubuh tertentu.
Keduabelas pasang urat saraf itu menuju ke alat­-alat tubuh atau menuju otot-otot tertentu. Ada yang menuju hidung sebagai indera pembau, ada yang ke mata sebagai indera penglihat, dan ada yang menuju telinga sebagai indera pendengar.

B.      Susunan saraf tak sadar
Susunan saraf tak sadar atau susunan saraf otonom terdiri dari susunan saraf simpatik dan susunan saraf para simpatik. Tiap-tiap organ tubuh memiliki kedua saraf tak sadar ini. Keduanya bekerja bersama secara sinergis atau bekerja bertentangan secara antagonis.

1.      Sistem saraf simpatik
Susunan saraf simpatik terdiri dari 25 pasang simpul saraf yang terdapat di sepanjang tulang belakang sebelah depan. Simpul saraf ini berawal dari ruas tu­lang leher terbawah sampai pada tulang ekor. Simpul­-simpul sarafnya disebut ganglion. Ganglion-ganglion saling berhubungan menjadi dua deret, yaitu deret kiri dan deret kanan. 
Tabel Perbedaan saraf parasimpatik dan simpatik
No
Saraf parasimpatik
Saraf simpatik
1
2
3
4
5
6
7
Mengecilkan pupil
Menstimulasi aliran ludah
Memperlambat detak jantung
Memperbesar bronkus
Menstimulasi peristaltis dan sekresi
Menstimulasi pelepasan bilus
Mengerutkan kandung kemih
Membesarkan pupil
Menghambat aliran ludah
Mempercepat detak jantung
Memperkecil bronkus
Menghambat peristaltis dan sekresi
Menghambat pelepasan bilus
Menghambat kontraksi kandung kemih
  

Fungsi susunan saraf simpatik, yaitu:
1)      mempercepat denyut jantung;
2)      memperlebar pembuluh darah;
3)      mengerutkan korteks;
4)      mempertinggi tekanan darah.

2.      Sistem saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik merupakan jaring-jaring yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat saraf pada sistem saraf para­simpatik menuju ke alat-alat yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Fungsi susunan saraf parasimpatik berlawanan dengan fungsi susunan saraf simpatik, yaitu mengem­balikan kegiatan tubuh kepada keadaan semula. Kalau saraf simpatik mempersempit pembuluh darah, maka saraf parasimpatik justru akan memperlebar pem­buluh darah tersebut. Jadi, keduanya bersifat anta­gonis.

4.     Gangguan sistem saraf
Dalam dunia kedokteran, penyakit sistem saraf dipelajari dalam neurologi. Infeksi akut pada sistem saraf disebabkan oleh bakteri dan virus. Gangguan sistem saraf tersebut antara lain:
A.     Paresis
Paresis adalah suatu kelumpuhan yang ditandai kehilangan daya pikir dan ingatan, gangguan ber­bicara, dan meningkatnya kelemahan otot. Ke­lumpuhan total disebut paralisis.
B.      Meningitis
Meningitis adalah penyakit peradangan selaput otak yang disebabkan oleh bakteri. Mikroorganisme penyebab infeksi umumnya sampai ke selaput otak melalui aliran darah. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin atau antibiotik tertentu.
C.      Encephalitis
Encephalitis adalah peradangan pada otak. Peradang­an ini disebabkan oleh infeksi virus atau reaksi alergi akibat infeksi virus.
D.     Poliomielitis
Poliomielitis dikenal sebagai penyakit polio. Penyakit ini disebabkan infeksi oleh virus polio yang bersifat menular dan akut. Penyakit ini menyerang sumsum tulang belakang dan batang otak sehingga menimbulkan kelumpuhan otot. Kelumpuhan terjadi pada anggota badan. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin polio.
E.      Ayan
Ayan atau epilepsi adalah gangguan sel saraf di otak yang menimbulkan ganggguan pengendalian otak. Serangan ayan terjadi jika sel-sel saraf di otak melepaskan banyak muatan listrik secara men­dadak. Dalam keadaan normal, sel saraf otak hanya melepaskan sedikit muatan listrik. Otak penderita ayan tidak mampu membatasi/mengendalikan pe­lepasan energi listrik itu sehingga timbul serangan ayan.
F.       Alzheimer 
Alzheimer adalah penyakit pikun yang disebabkan gangguan fungsi otak. Penyakit ini disebabkan kerusakan sel-sel otak. Sebab kerusakan belum diketahui dengan jelas. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan tapi gejalanya dapat dikurangi dengan istirahat cukup dan mengurangi stres.

0 komentar:

Posting Komentar