Sistem Indera pada Manusia


Sistem Indera pada Manusia

Sistem indera terdiri dari berbagai alat indera dan mekanisme menerima, mengolah, dan menjawab rangsang. Kesan yang diterima reseptor akan diteruskan dari organ indera ke otak oleh serabut saraf sebagai perantara. Mekanisme menerima dan mengolah rangsang berhubungan dengan sistem saraf. Suatu rangsang akan ditanggapi setelah reseptor menerima rangsang. Organ indera kita merupakan reseptor rangsang.
      Masing-masing indera terdiri atas kumpulan reseptor yang peka terhadap rangsang (stimulus). Sesuai dengan jenis rangsangannya, alat indera manusia dibedakan menjadi:

1.    mata, sebagai indera penglihat;

2.    telinga, sebagai indera pendengar;

3.    kulit sebagai indera peraba;

4.    hidung, sebagai indera pembau, dan

5.    lidah sebagai indera pengecap.

Setiap alat indera akan berfungsi dengan baik apabila tidak terdapat gangguan pada:

a.    alat penerima rangsang (reseptor), yaitu alat indera itu sendiri;

b.    saraf penghubung antara reseptor dengan pusat susunan saraf; dan

c.    pusat susunan saraf (otak).

1.  Mata

Di sekitar mata terdapat bagian-bagian yang berfungsi melindungi bola mata agar terhindar dari gangguan luar, seperti debu, serangga, air, dan lain-lain. Bagian­-bagian tersebut adalah:

a.    Alis berfungsi melindungi mata dari sinar mata­hari yang sangat terik dan menahan masuknya keringat dari dahi.
b.    Bulu mata berfungsi melindungi mata dari debu dan benda-benda lain, serta sinar matahari yang menyilaukan. Bulu mata terletak di tepi kelopak mata.
c.    Kelopak mata terdiri dari dua lempengan, yakni kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Kelopak mata atas lebih besar dibanding kelopak mata bawah. Kelopak mata disusun oleh otot-otot melingkar. Kelopak mata berfungsi melindungi mata dari debu, sinar matahari yang menyilaukan, dan menjaga bola mata agar tidak mengalami kekeringan.
d.    Kelenjar air mata. Letaknya di sebelah dalam kelopak mata atas. Kelenjar ini menghasilkan air mata yang berfungsi: 
       1)  menjaga permukaan bola mata agar tetap basah;
       2)   membersihkan permukaan bola mata dari debu; dan
       3) membunuh kuman penyakit yang masuk ke mata.

Bagian-bagian mata 
Mata manusia berbentuk hampir bulat dan tersusun dari tiga lapisan, yaitu:

1.    Lapisan luar (lapisan sklera) yang berwarna putih. Bagian depan lapisan ini berwarna bening dan tembus cahaya, disebut kornea. Kornea berfungsi menerima cahaya dan membelokkannya agar dapat difokuskan oleh lensa mata. Bila kekeringan, kornea akan retak-retak. Oleh karena itu, kelenjar air mata membasahinya. Bagian belakang lapisan ini berwarna agak gelap, disebut selaput tanduk. 
2.    Lapisan tengah (lapisan koroid) atau selaput hitam atau selaput berpembuluh darah. Lapisan ini banyak mengandung pigmen melanin dan pem­buluh darah. Lapisan tengah berfungsi untuk menyerap refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di lapisan ini terdapat iris dan pupil.

a.    Iris (selaput pelangi) merupakan bagian selaput berpembuluh darah yang memutuskan diri di bagian depan. Iris berpigmen sehingga mewarnai mata, ada yang hitam, coklat, biru, abu-abu, dan lain. 
b.    Pupil (anak mata) merupakan lubang di bagian tengah iris. Intensitas cahaya mata diatur oleh pupil (dengan bantuan kontraksi otot-otot iris) secara otomatis. Dengan demikian, mata terlindung dari penerangan yang berlebihan dan membentuk kualitas bayangan yang baik. Pada cahaya redup, otot-otot iris ber­kontraksi sehingga lubang pupil melebar dan cahaya yang masuk lebih banyak. Sebaliknya, pada cahaya kuat, lubang pupil akan menyem­pit sehingga cahaya yang masuk tidak ber­lebihan. Jadi, pupil dapat membesar dan mengecil.

3.    Lapisan dalam (retina) 
       Pada retina terdapat reseptor cahaya yang di­gunakan untuk melihat. Reseptor ini berbentuk ba­tang dan kerucut, terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat dan terletak di bawah permukaan retina.

a.    Receptor berbentuk batang

       Kriteria reseptor berbentuk batang adalah:

1)    sangat peka terhadap cahaya sehingga digunakan untuk melihat dalam cahaya suram/temaram, namun bayangan yang terbentuk tidak tajam dan tidak berwarna;

2)    mengandung pigmen rodopsin untuk menyerap cahaya.

b. Reseptor berbentuk kerucut

Kriteria reseptor berbentuk kerucut adalah: 
1)    terdapat di suatu bagian retina yang disebut fovea (ujung saraf);
2)    hanya bekerja dalam cahaya terang; dan
3)    bayangan yang terbentuk berwarna-warni. Karena bayangan yang terbentuk berwarna­-warni, maka pada reseptor yang berbentuk kerucut harus terdapat minimal dua macam kerucut yang masing-masing memiliki pigmen terbaik untuk menangkap warna atau panjang gelombang tertentu.

Di salah satu bagian retina yang tidak memiliki sel batang dan kerucut, terdapat bintik buta yang tidak peka cahaya. Dalam bintik buta itu terdapat ± satu juta neuron saraf optik yang mengantarkan rangsang cahaya ke otak. Adapun bintik kuning merupakan bagian retina yang mengandung banyak ujung-ujung saraf. Ujung-ujung saraf itu yang peka terhadap rangsangan cahaya, sehingga benda akan terlihat jelas bila bayangan benda tersebut jatuh tepat padanya.
Tepat di belakang iris terdapat lensa mata. Lensa mata berbentuk bikonveks (cembung depan belakang) dan transparan/tembus cahaya. Lensa mata dipegang oleh otot. Kontraksi otot menyebabkan perubahan bentuk lensa mata sehingga fokusnya berubah-ubah (terakomodasi). Pada mata normal, daya akomodasi ini membuat bayangan objek-objek yang berbeda jauhnya dapat dibentuk dengan baik.

Proses melihat 
Kita dapat melihat bayangan suatu benda jika proses jalannya berkas cahaya benda, sebagai berikut: 
1)    Bayangan benda dalam bentuk cahaya masuk melalui anak mata/pupil.
2)    Melalui pupil, berkas cahaya tadi masuk ke dalam lensa. Oleh lensa bayangan akan dibiaskan, sehingga bayangan benda tepat jatuh pada fovea/ bintik kuning.
3)    Oleh saraf mata, rangsangan tersebut diteruskan ke pusat penglihatan di otak. Selanjutnya otak akan menganalisis serta memberi jawaban.
4)    Jawaban ini dikirim ke mata dan akhirnya kita melihat benda tersebut.

Kelainan/Penyakit pada mata 
Kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada mata antara lain adalah sebagai berikut:
1.    Astigmatisma 
     Astigmatisma adalah kesalahan refraksi (pem­hiasan) yang terjadi karena berkas-berkas cahaya jatuh pada garis di atas retina. Hal ini menyebab­kan berubahnya bentuk lengkungan lensa. 
2.    Miopi (rabun jauh) 
      Lensa mata penderita miopi terlalu cembung sehingga bayangan benda berada di depan retina. Kelainan ini dapat ditolong dengan kaca mata lensa cekung. 
3.    Hipermetropi (rabun dekat) 
      Lensa mata penderita hipermetropi terlalu pipih sehingga bayangan benda berada di belakang re­tina. Gangguan ini dapat ditolong dengan kaca mata lensa cembung. 
4.    Presbiop 
      Otot penggerak lensa mata pada penderita cacat mata ini telah mengendur sehingga daya ako­modasinya berkurang. Presbiop biasanya terjadi pada orang tua. Gejalanya sama dengan gejala hipermetrop. Karena itu, penderita dapat ditolong dengan menggunakan kaca mata lensa cembung (lensa positif). 
5.    Rabun senja 
      Rabun senja disebabkan kekurangan vitamin A. Bila tidak diobati, orang tersebut akan mengalami bintik putih, kemudian kornea mata mengering (xeroftalmia), dan akhirnya bola mata pecah dan mengakibatkan kebutaan. Vitamin A penting un­tuk aktivitas kerja retina. 
6.    Hordeolum 
        Hordeolum adalah radang pada folikel pinggiran kelopak mata. 
7.    Trakoma 
    Trakoma  merupakan  salah satu peradangan  konjunktivis  sebagai akibat infeksi virus pada konjunktiva. 
8.    Juling 
      Juling terjadi karena panjang otot-otot penggerak mata tidak sama sehingga kerjanya tidak serasi. Untuk memulihkannya, penderita harus menja­lani operasi. 
9.    Buta warna 
      Buta warna merupakan penyakit herediter (menurun) yang tidak dapat disembuhkan. Seorang penderita buta warna tidak dapat mem­bedakan warna. Penderita buta warna total hanya dapat melihat warna putih atau abu-abu saja. 
10.  Katarak 
      Katarak merupakan gangguan pada sebagian atau seluruh lensa mata sehingga bayangan yang ter­bentuk tidak jelas.

2.  Telinga 
       Telinga merupakan  alat  indera  pendengaran yang peka  terhadap  rangsangan getaran  (bunyi). Alat tubuh ini berjumlah sepasang, telinga kiri dan telinga kanan.

Bagian-bagian telinga 
Telinga terdiri dari tiga bagian, yakni telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

1.    Telinga Luar 
       Telinga bagian luar terdiri dari 2 bagian, yaitu:
       a.   Struktur tulang rawan dan kulit yang disebut daun telinga (aurikel) atau pina.

b. Saluran pendek yaitu saluran pendengaran yang menembus tulang tengkorak dan pada ujung sebelah dalam dan tertutup dengan selaput yang halus yang disebut gendang telinga atau timpani.

Daun telinga adalah bagian dari telinga yang menonjol keluar dari sisi kepala. Bagian ini membantu mengarah-kan suara yang memasuki saluran pendengaran mengenai gendang telinga di ujung saluran itu hingga bergetar. Getarannya bersamaan dengan arus udara yang masuk itu.

2.    Telinga tengah 
       Telinga bagian tengah terdiri dari rongga telinga dan tulang-tulang pendengaran.

a.    Rongga telinga berisi udara dan di dalamnya terdapat tulang-tulang pendengaran. Rongga udara dihubungkan oleh saluran eustachius ke udara luar (rongga mulut) untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di kedua sisi gendang telinga sehingga tidak rusak.

b.    Tulang-tulang pendengaran (osikel) terdiri dari tulang martil, tulang landasan, dan tu­lang sanggurdi. Getaran dari gendang telinga dikonsentrasikan dan ditransmisikan oleh ketiga tulang tersebut ke jendela jorong, lalu ke jendela bundar.

3.    Telinga dalam

Telinga bagian dalam bertugas menerima rangsangan. Di telinga bagian dalam, terdapat banyak bagian berbentuk lekukan dengan banyak saluran, yakni:

a. tingkap jorong;

b.    tingkap bundar;

c.     tiga saluran setengah lingkaran (arnpula); dan

d.    rumah siput (koklea), yaitu sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya se­perti rumah siput. Rumah siput berisi cairan limfe dan pada dindingnya terdapat ujung­-ujung saraf pendengaran yang menuju ke otak.

Proses mendengar 
Gelombang yang bergerak melalui rongga telinga luar menyebabkan membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran ke tingkap jorong. Selanjutnya, tingkap jorong menggetarkan cairan rumah siput. Getaran cairan limfe dalam rumah siput akan menyentuh ujung-ujung saraf pendengaran. Getaran itu oleh urat saraf dibawa ke pusat pendengar-an. Frekuensi suara yang dapat kita dengar ber­kisar antara 20 - 20.000 Hz.
      Telinga dalam juga berfungsi sebagai alat keseimbangan, yang terletak di antara tiga saluran ber-bentuk lingkaran. Jika alat ini tidak bekerja dengan baik, keseimbangan tubuh kita akan terganggu.

Kelainan/penyakit pada telinga

1.    Otitis media

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi pada bagian telinga yang tersembunyi di bagian tengah. Bila penyakit ini berlanjut, gendang telinga akan terdesak dan pecah. Pecahnya gendang telinga mengakibatkan gangguan pendengaran.

2.    Congek

Penyakit ini merupakan penyakit telinga paling umum. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi telinga tengah. Bagian ini dihubungkan oleh salur­an Eustachius ke bagian tenggorokan. Bakteri dapat menerobos dan menginfeksi saluran ini sehingga mengakibatkan penyakit congek.

3.    Tuli

Tuli ditandai dengan adanya penurunan fungsi pendengaran. Gangguan pendengaran ini dapat diperoleh sejak lahir, kecelakaan, atau penyakit. Tuli sejak lahir biasanya disebabkan karena anak tersebut bisu sehingga tidak bisa mendengar bunyi untuk dipelajarinya. Tuli dapat disebabkan karena kerusakan saraf pendengaran atau kerusakan pusat pendengaran di otak. Untuk mengatasi penurunan pendengaran digunakan alat bantu pendengaran.

4.    Otosklerosis

Otosklerosis disebabkan oleh pertumbuhan tulang pendengaran yang berlebihan. Penghantaran suara akan terganggu akibat kekakuan tulang pen­dengaran.


3.   Kulit

Setiap permukaan kulit memiliki jumlah indera yang berbeda dan penyebaran jenis inderanya juga tidak sama.

Kulit sebagai indera peraba 
Kulit merupakan indera peraba yang peka terhadap rangsangan halus dan kasar. Pada kulit terdapat ujung-ujung saraf yang peka terhadap sentuhan, tekanan, rasa sakit, panas, dingin, dan lain-lain. Ujung-ujung saraf ini terdapat pada lapisan Malpighi kulit dan di berbagai alat tubuh. Masihkah kamu ingat mengenai bagian-bagian kulit?
     Penyebaran reseptor sentuhan di kulit tidak rata sehingga di kulit terdapat bagian-bagian yang peka rangsangan dan bagian-bagian yang kurang peka. Permukaan kulit yang kaya akan ujung-ujung saraf peraba adalah:
a.    ujung jari telunjuk
b.    telapak tangan
c.    telapak kaki
d.    samping kiri serta kanan leher, dan lain-lain.
      Indera peraba pada orang buta sangat peka, karena indera itu sangat berperan dalam pekerjaan dan aktivitas hidup yang lain. Dengan menggunakan ujung jarinya, tuna netra dapat membaca huruf braille. Kesan-kesan huruf yang dirabanya diteruskan ke pusat saraf di otak oleh saraf peraba untuk diolah.
      Selain reseptor sentuhan, di dalam kulit kita juga terdapat reseptor tekanan. Reseptor tekanan di kulit disebut Korpuskel Pacini.

Kelainan/penyakit pada kulit
1.    Kurap

Kurap adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini hidup di permukaan kulit dan dapat merusak jaringan tanduk. Jenis penyakit ini ada yang dikenal sebagai penyakit kutu air. Kelainan kulit biasanya berbentuk bundar, kemerahan, dan bergelembung. Kelainan ini menimbulkan rasa gatal dan panas. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung atau melalui bahan yang di pakai bersama-sama. Misalnya, handuk, baju, dan sisir. Kurap dapat diobati dengan obat antijamur.
2.    Eksim

Eksim adalah peradangan kulit menahun yang disertai dengan bintil-bintil bergelembung dengan permukaan kulit yang bersisik. Penyebab eksim adalah penimbunan kotoran pada kulit.

3.    Jerawat

Jerawat merupakan penebalan abnormal dan peradangan pada pangkal kelenjar minyak. Menjaga kebersihan kulit dan menghindari makanan berlemak dan pedas merupakan cara paling efektif untuk menghindari jerawat.

4.    Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit yang disebab-kan oleh zat kimia, bakteri, jamur, atau alergi yang disertai rasa gatal. Akibat lebih lanjut dari dermatitis adalah penebalan dan pengerasan kulit.

5.    Skabies

Skabies sering juga disebut kudis. Skabies merupa-kan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei. Kutu ini menyukai daerah dengan kulit tipis dan lembab, seperti sela jari kaki, sela jari tangan, siku, pergelangan tangan, bahu, dan daerah kemaluan. Kulit penderita akan penuh bintik-bintik kecil sampai besar, kemerahan, dan kadang bernanah. Rasa gatal yang hebat akan terjadi, terutama pada malam hari. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat antikudis.

4.  Hidung

Hidung sebagai indera pembau 
Hidung merupakan indera pembau yang peka terhadap rangsangan bau. Di dalam hidung terdapat selaput lendir rongga hidung. Selaput lendir ini menyelimuti sel-sel reseptor yang terletak di kedua epitel olfaktori. Sel-sel reseptor (sel-sel pembau) sangat peka terhadap bau zat-zat yang berupa gas atau uap. Pada sel-sel reseptor ini terdapat banyak ujung-ujung saraf pembau yang akan bergabung membentuk serabut saraf pembau, sebelum menuju ke otak. Selaput lendir berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.

Proses membau 
Proses membau adalah, sebagai berikut:

a.    Gas suatu benda masuk ke lubang hidung, kemudian terlarut dalam selaput lendir sel-­sel pembau. Ujung-ujung saraf pembau akan terangsang.

b.    Oleh saraf pembau, rangsangan tersebut diteruskan ke pusat pembau di otak untuk dianalisis dan diberi jawaban.

Kelainan atau penyakit pada hidung

1.    Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan atau infeksi pada tulang tengkorak sekitar hidung yang didahului dengan pilek berkepanjangan.

2.    Polip

Polip adalah pertumbuhan jaringan bertangkai di permukaan kulit atau selaput lendir yang melapisi bagian dalam organ. Polip bisa terjadi pada rongga hidung. Rongga hidung akan tersumbat, terjadi infeksi kronis disertai pengeluaran cairan ber­lendir.

3.    Pilek

Pilek dapat disebabkan oleh influenza, polip pada hidung, radang akut pada hidung, dan alergi. Pilek dengan ingus jernih dan tidak berbau disebabkan oleh alergi. Pilek dengan ingus kehijauan atau kuning keruh menandakan adanya alergi dan memerlukan antibiotika.


5.   Lidah

Lidah sebagai indera pengecap 
Lidah merupakan indera pengecap untuk mengetahui rasa suatu zat yang terlarut di dalam air. Lidah dapat membedakan rasa suatu zat, rasa manis, asam, pahit, dan asin. Lidah kita mengandung reseptor rasa yang di-sebut kuncup rasa. Kuncup rasa tersebar di permukaan lidah. Daerah lain yang juga memiliki kuncup rasa adalah langit-langit lunak dan langit-langit tinggi di belakang mulut.
     Secara morfologis, kuncup rasa ada empat macam. Masing-masing kuncup rasa bertanggung jawab atas rasa manis, pahit, asin, dan asam. Kuncup-kuncup rasa ini berkelompok di bagian-bagian tertentu lidah dan masing-masing peka terhadap suatu rasa, yakni:
a.    Rasa manis, di ujung lidah.
b.    Rasa asin, di tepi samping depan lidah.
c.    Rasa asam, di tepi samping belakang lidah.
d.    Rasa pahit, di pangkal lidah.
    Rasa suatu makanan baru dapat diketahui setelah zat kimia yang dikandungnya larut dalam kelembaban mulut dan merangsang kuncup rasa. Oleh ujung-ujung urat saraf yang terdapat pada kuncup rasa, rangsangan akan dibawa ke otak.
   Penentuan rasa dipengaruhi juga oleh bekerjanya reseptor-reseptor penciuman, suhu, dan sentuhan. Hal ini dapat kita rasakan tatkala pilek menyerang kita. Pada saat pilek, rongga hidung tersumbat oleh lender sehingga kita sulit mencium bau makanan sehingga kita menjadi kurang bernafsu untuk makan.
     Selain berfungsi sebagai indera pengecap, lidah juga berfungsi sebagai alat pembantu mengatur makanan di rongga mulut, membantu berbicara, dan membantu menelan makanan.

0 komentar:

Posting Komentar