Sistem Indera pada Manusia
Sistem indera terdiri dari berbagai alat indera dan mekanisme menerima, mengolah, dan menjawab rangsang. Kesan yang diterima reseptor akan diteruskan dari organ indera ke otak oleh serabut saraf sebagai perantara. Mekanisme menerima dan mengolah rangsang berhubungan dengan sistem saraf. Suatu rangsang akan ditanggapi setelah reseptor menerima rangsang. Organ indera kita merupakan reseptor rangsang.
Sistem indera terdiri dari berbagai alat indera dan mekanisme menerima, mengolah, dan menjawab rangsang. Kesan yang diterima reseptor akan diteruskan dari organ indera ke otak oleh serabut saraf sebagai perantara. Mekanisme menerima dan mengolah rangsang berhubungan dengan sistem saraf. Suatu rangsang akan ditanggapi setelah reseptor menerima rangsang. Organ indera kita merupakan reseptor rangsang.
Masing-masing indera terdiri atas kumpulan reseptor yang peka
terhadap rangsang (stimulus). Sesuai dengan jenis rangsangannya, alat indera
manusia dibedakan menjadi:
1. mata, sebagai indera penglihat;
2. telinga, sebagai indera pendengar;
3. kulit sebagai indera peraba;
4. hidung, sebagai indera pembau, dan
5. lidah sebagai indera pengecap.
Setiap alat indera akan berfungsi dengan baik apabila tidak
terdapat gangguan pada:
a. alat penerima rangsang (reseptor), yaitu alat
indera itu sendiri;
b. saraf penghubung antara reseptor dengan pusat
susunan saraf; dan
c. pusat susunan saraf (otak).
1. Mata
Di sekitar mata terdapat bagian-bagian yang berfungsi melindungi
bola mata agar terhindar dari gangguan luar, seperti debu, serangga, air, dan
lain-lain. Bagian-bagian tersebut adalah:
a. Alis berfungsi melindungi mata dari sinar matahari
yang sangat terik dan menahan masuknya keringat dari dahi.
b. Bulu mata berfungsi melindungi mata dari debu dan benda-benda lain, serta sinar matahari yang menyilaukan. Bulu mata terletak di tepi kelopak mata.
c. Kelopak mata terdiri dari dua lempengan, yakni kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Kelopak mata atas lebih besar dibanding kelopak mata bawah. Kelopak mata disusun oleh otot-otot melingkar. Kelopak mata berfungsi melindungi mata dari debu, sinar matahari yang menyilaukan, dan menjaga bola mata agar tidak mengalami kekeringan.
d. Kelenjar air mata. Letaknya di sebelah dalam kelopak mata atas. Kelenjar ini menghasilkan air mata yang berfungsi:
1) menjaga permukaan bola mata agar tetap basah;
2) membersihkan permukaan bola mata dari debu; dan
3) membunuh kuman penyakit yang masuk ke mata.
b. Bulu mata berfungsi melindungi mata dari debu dan benda-benda lain, serta sinar matahari yang menyilaukan. Bulu mata terletak di tepi kelopak mata.
c. Kelopak mata terdiri dari dua lempengan, yakni kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Kelopak mata atas lebih besar dibanding kelopak mata bawah. Kelopak mata disusun oleh otot-otot melingkar. Kelopak mata berfungsi melindungi mata dari debu, sinar matahari yang menyilaukan, dan menjaga bola mata agar tidak mengalami kekeringan.
d. Kelenjar air mata. Letaknya di sebelah dalam kelopak mata atas. Kelenjar ini menghasilkan air mata yang berfungsi:
1) menjaga permukaan bola mata agar tetap basah;
2) membersihkan permukaan bola mata dari debu; dan
3) membunuh kuman penyakit yang masuk ke mata.
Bagian-bagian
mata
Mata manusia berbentuk hampir bulat dan tersusun dari tiga lapisan, yaitu:
Mata manusia berbentuk hampir bulat dan tersusun dari tiga lapisan, yaitu:
1. Lapisan luar
(lapisan sklera) yang berwarna putih. Bagian depan lapisan ini
berwarna bening dan tembus cahaya, disebut kornea. Kornea berfungsi
menerima cahaya dan membelokkannya agar dapat difokuskan oleh lensa mata. Bila
kekeringan, kornea akan retak-retak. Oleh karena itu, kelenjar air mata
membasahinya. Bagian belakang lapisan ini berwarna agak gelap, disebut selaput
tanduk.
2. Lapisan tengah (lapisan koroid) atau selaput hitam atau selaput berpembuluh darah. Lapisan ini banyak mengandung pigmen melanin dan pembuluh darah. Lapisan tengah berfungsi untuk menyerap refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di lapisan ini terdapat iris dan pupil.
2. Lapisan tengah (lapisan koroid) atau selaput hitam atau selaput berpembuluh darah. Lapisan ini banyak mengandung pigmen melanin dan pembuluh darah. Lapisan tengah berfungsi untuk menyerap refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di lapisan ini terdapat iris dan pupil.
a.
Iris (selaput pelangi) merupakan bagian selaput berpembuluh darah yang memutuskan diri di
bagian depan. Iris berpigmen sehingga mewarnai mata, ada yang hitam, coklat,
biru, abu-abu, dan lain.
b. Pupil (anak mata) merupakan lubang di bagian tengah iris. Intensitas cahaya mata diatur oleh pupil (dengan bantuan kontraksi otot-otot iris) secara otomatis. Dengan demikian, mata terlindung dari penerangan yang berlebihan dan membentuk kualitas bayangan yang baik. Pada cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga lubang pupil melebar dan cahaya yang masuk lebih banyak. Sebaliknya, pada cahaya kuat, lubang pupil akan menyempit sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan. Jadi, pupil dapat membesar dan mengecil.
b. Pupil (anak mata) merupakan lubang di bagian tengah iris. Intensitas cahaya mata diatur oleh pupil (dengan bantuan kontraksi otot-otot iris) secara otomatis. Dengan demikian, mata terlindung dari penerangan yang berlebihan dan membentuk kualitas bayangan yang baik. Pada cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga lubang pupil melebar dan cahaya yang masuk lebih banyak. Sebaliknya, pada cahaya kuat, lubang pupil akan menyempit sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan. Jadi, pupil dapat membesar dan mengecil.
3. Lapisan dalam
(retina)
Pada retina terdapat reseptor cahaya yang digunakan untuk melihat. Reseptor ini berbentuk batang dan kerucut, terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat dan terletak di bawah permukaan retina.
Pada retina terdapat reseptor cahaya yang digunakan untuk melihat. Reseptor ini berbentuk batang dan kerucut, terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat dan terletak di bawah permukaan retina.
a. Receptor berbentuk batang
Kriteria reseptor
berbentuk batang adalah:
1) sangat peka terhadap cahaya
sehingga digunakan untuk melihat dalam cahaya suram/temaram, namun bayangan
yang terbentuk tidak tajam dan tidak berwarna;
2)
mengandung pigmen rodopsin untuk
menyerap cahaya.
b. Reseptor berbentuk kerucut
Kriteria
reseptor berbentuk kerucut adalah:
1) terdapat di suatu bagian retina yang disebut fovea (ujung saraf);
2) hanya bekerja dalam cahaya terang; dan
3) bayangan yang terbentuk berwarna-warni. Karena bayangan yang terbentuk berwarna-warni, maka pada reseptor yang berbentuk kerucut harus terdapat minimal dua macam kerucut yang masing-masing memiliki pigmen terbaik untuk menangkap warna atau panjang gelombang tertentu.
1) terdapat di suatu bagian retina yang disebut fovea (ujung saraf);
2) hanya bekerja dalam cahaya terang; dan
3) bayangan yang terbentuk berwarna-warni. Karena bayangan yang terbentuk berwarna-warni, maka pada reseptor yang berbentuk kerucut harus terdapat minimal dua macam kerucut yang masing-masing memiliki pigmen terbaik untuk menangkap warna atau panjang gelombang tertentu.
Di
salah satu bagian retina yang tidak memiliki sel batang dan kerucut, terdapat bintik
buta yang tidak peka cahaya. Dalam bintik buta itu terdapat ± satu juta
neuron saraf optik yang mengantarkan rangsang cahaya ke otak. Adapun bintik
kuning merupakan bagian retina yang mengandung banyak ujung-ujung saraf.
Ujung-ujung saraf itu yang peka terhadap rangsangan cahaya, sehingga benda akan
terlihat jelas bila bayangan benda tersebut jatuh tepat padanya.
Tepat di belakang iris terdapat lensa mata. Lensa mata berbentuk bikonveks (cembung depan belakang) dan transparan/tembus cahaya. Lensa mata dipegang oleh otot. Kontraksi otot menyebabkan perubahan bentuk lensa mata sehingga fokusnya berubah-ubah (terakomodasi). Pada mata normal, daya akomodasi ini membuat bayangan objek-objek yang berbeda jauhnya dapat dibentuk dengan baik.
Tepat di belakang iris terdapat lensa mata. Lensa mata berbentuk bikonveks (cembung depan belakang) dan transparan/tembus cahaya. Lensa mata dipegang oleh otot. Kontraksi otot menyebabkan perubahan bentuk lensa mata sehingga fokusnya berubah-ubah (terakomodasi). Pada mata normal, daya akomodasi ini membuat bayangan objek-objek yang berbeda jauhnya dapat dibentuk dengan baik.
Proses
melihat
Kita dapat melihat bayangan suatu benda jika proses jalannya berkas cahaya benda, sebagai berikut:
1) Bayangan benda dalam bentuk cahaya masuk melalui anak mata/pupil.
Kita dapat melihat bayangan suatu benda jika proses jalannya berkas cahaya benda, sebagai berikut:
1) Bayangan benda dalam bentuk cahaya masuk melalui anak mata/pupil.
2) Melalui pupil, berkas cahaya
tadi masuk ke dalam lensa. Oleh lensa bayangan akan dibiaskan, sehingga
bayangan benda tepat jatuh pada fovea/ bintik kuning.
3) Oleh saraf mata, rangsangan
tersebut diteruskan ke pusat penglihatan di otak. Selanjutnya otak akan
menganalisis serta memberi jawaban.
4) Jawaban ini dikirim ke mata
dan akhirnya kita melihat benda tersebut.
Kelainan/Penyakit
pada mata
Kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada mata antara lain adalah sebagai berikut:
Kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada mata antara lain adalah sebagai berikut:
1. Astigmatisma
Astigmatisma adalah kesalahan refraksi (pemhiasan) yang terjadi karena berkas-berkas cahaya jatuh pada garis di atas retina. Hal ini menyebabkan berubahnya bentuk lengkungan lensa.
2. Miopi (rabun jauh)
Lensa mata penderita miopi terlalu cembung sehingga bayangan benda berada di depan retina. Kelainan ini dapat ditolong dengan kaca mata lensa cekung.
3. Hipermetropi (rabun dekat)
Lensa mata penderita hipermetropi terlalu pipih sehingga bayangan benda berada di belakang retina. Gangguan ini dapat ditolong dengan kaca mata lensa cembung.
4. Presbiop
Otot penggerak lensa mata pada penderita cacat mata ini telah mengendur sehingga daya akomodasinya berkurang. Presbiop biasanya terjadi pada orang tua. Gejalanya sama dengan gejala hipermetrop. Karena itu, penderita dapat ditolong dengan menggunakan kaca mata lensa cembung (lensa positif).
5. Rabun senja
Rabun senja disebabkan kekurangan vitamin A. Bila tidak diobati, orang tersebut akan mengalami bintik putih, kemudian kornea mata mengering (xeroftalmia), dan akhirnya bola mata pecah dan mengakibatkan kebutaan. Vitamin A penting untuk aktivitas kerja retina.
6. Hordeolum
Hordeolum adalah radang pada folikel pinggiran kelopak mata.
7. Trakoma
Trakoma merupakan salah satu peradangan konjunktivis sebagai akibat infeksi virus pada konjunktiva.
8. Juling
Juling terjadi karena panjang otot-otot penggerak mata tidak sama sehingga kerjanya tidak serasi. Untuk memulihkannya, penderita harus menjalani operasi.
9. Buta warna
Buta warna merupakan penyakit herediter (menurun) yang tidak dapat disembuhkan. Seorang penderita buta warna tidak dapat membedakan warna. Penderita buta warna total hanya dapat melihat warna putih atau abu-abu saja.
10. Katarak
Katarak merupakan gangguan pada sebagian atau seluruh lensa mata sehingga bayangan yang terbentuk tidak jelas.
Astigmatisma adalah kesalahan refraksi (pemhiasan) yang terjadi karena berkas-berkas cahaya jatuh pada garis di atas retina. Hal ini menyebabkan berubahnya bentuk lengkungan lensa.
2. Miopi (rabun jauh)
Lensa mata penderita miopi terlalu cembung sehingga bayangan benda berada di depan retina. Kelainan ini dapat ditolong dengan kaca mata lensa cekung.
3. Hipermetropi (rabun dekat)
Lensa mata penderita hipermetropi terlalu pipih sehingga bayangan benda berada di belakang retina. Gangguan ini dapat ditolong dengan kaca mata lensa cembung.
4. Presbiop
Otot penggerak lensa mata pada penderita cacat mata ini telah mengendur sehingga daya akomodasinya berkurang. Presbiop biasanya terjadi pada orang tua. Gejalanya sama dengan gejala hipermetrop. Karena itu, penderita dapat ditolong dengan menggunakan kaca mata lensa cembung (lensa positif).
5. Rabun senja
Rabun senja disebabkan kekurangan vitamin A. Bila tidak diobati, orang tersebut akan mengalami bintik putih, kemudian kornea mata mengering (xeroftalmia), dan akhirnya bola mata pecah dan mengakibatkan kebutaan. Vitamin A penting untuk aktivitas kerja retina.
6. Hordeolum
Hordeolum adalah radang pada folikel pinggiran kelopak mata.
7. Trakoma
Trakoma merupakan salah satu peradangan konjunktivis sebagai akibat infeksi virus pada konjunktiva.
8. Juling
Juling terjadi karena panjang otot-otot penggerak mata tidak sama sehingga kerjanya tidak serasi. Untuk memulihkannya, penderita harus menjalani operasi.
9. Buta warna
Buta warna merupakan penyakit herediter (menurun) yang tidak dapat disembuhkan. Seorang penderita buta warna tidak dapat membedakan warna. Penderita buta warna total hanya dapat melihat warna putih atau abu-abu saja.
10. Katarak
Katarak merupakan gangguan pada sebagian atau seluruh lensa mata sehingga bayangan yang terbentuk tidak jelas.
2. Telinga
Telinga merupakan alat indera pendengaran yang peka terhadap rangsangan getaran (bunyi). Alat tubuh ini berjumlah sepasang, telinga kiri dan telinga kanan.
Telinga merupakan alat indera pendengaran yang peka terhadap rangsangan getaran (bunyi). Alat tubuh ini berjumlah sepasang, telinga kiri dan telinga kanan.
Bagian-bagian telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian, yakni telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga terdiri dari tiga bagian, yakni telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
1. Telinga Luar
Telinga bagian luar terdiri dari 2 bagian, yaitu:
a. Struktur tulang rawan dan kulit yang disebut daun telinga (aurikel) atau pina.
Telinga bagian luar terdiri dari 2 bagian, yaitu:
a. Struktur tulang rawan dan kulit yang disebut daun telinga (aurikel) atau pina.
b. Saluran pendek yaitu saluran pendengaran yang
menembus tulang tengkorak dan pada ujung sebelah dalam dan tertutup dengan
selaput yang halus yang disebut gendang telinga atau timpani.
Daun telinga
adalah bagian dari telinga yang menonjol keluar dari sisi kepala. Bagian ini
membantu mengarah-kan suara yang memasuki saluran pendengaran mengenai gendang
telinga di ujung saluran itu hingga bergetar. Getarannya bersamaan dengan arus
udara yang masuk itu.
2. Telinga tengah
Telinga bagian tengah terdiri dari rongga telinga dan tulang-tulang pendengaran.
Telinga bagian tengah terdiri dari rongga telinga dan tulang-tulang pendengaran.
a. Rongga telinga berisi
udara dan di dalamnya terdapat tulang-tulang pendengaran. Rongga udara
dihubungkan oleh saluran eustachius ke udara luar (rongga mulut) untuk menjaga
keseimbangan tekanan udara di kedua sisi gendang telinga sehingga tidak rusak.
b. Tulang-tulang
pendengaran (osikel) terdiri dari tulang martil, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi. Getaran dari gendang telinga dikonsentrasikan dan ditransmisikan
oleh ketiga tulang tersebut ke jendela jorong, lalu ke jendela bundar.
3.
Telinga dalam
Telinga
bagian dalam bertugas menerima rangsangan. Di telinga bagian dalam, terdapat
banyak bagian berbentuk lekukan dengan banyak saluran, yakni:
a. tingkap jorong;
b.
tingkap bundar;
c. tiga saluran setengah
lingkaran (arnpula); dan
d. rumah siput (koklea),
yaitu sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah
siput. Rumah siput berisi cairan limfe dan pada dindingnya terdapat ujung-ujung
saraf pendengaran yang menuju ke otak.
Proses mendengar
Gelombang yang bergerak melalui rongga telinga luar menyebabkan membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran ke tingkap jorong. Selanjutnya, tingkap jorong menggetarkan cairan rumah siput. Getaran cairan limfe dalam rumah siput akan menyentuh ujung-ujung saraf pendengaran. Getaran itu oleh urat saraf dibawa ke pusat pendengar-an. Frekuensi suara yang dapat kita dengar berkisar antara 20 - 20.000 Hz.
Gelombang yang bergerak melalui rongga telinga luar menyebabkan membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran ke tingkap jorong. Selanjutnya, tingkap jorong menggetarkan cairan rumah siput. Getaran cairan limfe dalam rumah siput akan menyentuh ujung-ujung saraf pendengaran. Getaran itu oleh urat saraf dibawa ke pusat pendengar-an. Frekuensi suara yang dapat kita dengar berkisar antara 20 - 20.000 Hz.
Telinga dalam
juga berfungsi sebagai alat keseimbangan, yang terletak di antara tiga saluran
ber-bentuk lingkaran. Jika alat ini tidak bekerja dengan baik, keseimbangan
tubuh kita akan terganggu.
Kelainan/penyakit pada telinga
1. Otitis media
Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi pada bagian telinga yang tersembunyi di bagian tengah. Bila penyakit
ini berlanjut, gendang telinga akan terdesak dan pecah. Pecahnya gendang
telinga mengakibatkan gangguan pendengaran.
2. Congek
Penyakit ini merupakan
penyakit telinga paling umum. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi telinga
tengah. Bagian ini dihubungkan oleh saluran Eustachius ke bagian tenggorokan.
Bakteri dapat menerobos dan menginfeksi saluran ini sehingga mengakibatkan
penyakit congek.
3. Tuli
Tuli ditandai dengan adanya
penurunan fungsi pendengaran. Gangguan pendengaran ini dapat diperoleh sejak
lahir, kecelakaan, atau penyakit. Tuli sejak lahir biasanya disebabkan karena
anak tersebut bisu sehingga tidak bisa mendengar bunyi untuk dipelajarinya.
Tuli dapat disebabkan karena kerusakan saraf pendengaran atau kerusakan pusat
pendengaran di otak. Untuk mengatasi penurunan pendengaran digunakan alat bantu
pendengaran.
4. Otosklerosis
Otosklerosis
disebabkan oleh pertumbuhan tulang pendengaran yang berlebihan. Penghantaran
suara akan terganggu akibat kekakuan tulang pendengaran.
3. Kulit
Setiap permukaan kulit memiliki jumlah indera yang berbeda dan
penyebaran jenis inderanya juga tidak sama.
Kulit sebagai indera peraba
Kulit merupakan indera peraba yang peka terhadap rangsangan halus dan kasar. Pada kulit terdapat ujung-ujung saraf yang peka terhadap sentuhan, tekanan, rasa sakit, panas, dingin, dan lain-lain. Ujung-ujung saraf ini terdapat pada lapisan Malpighi kulit dan di berbagai alat tubuh. Masihkah kamu ingat mengenai bagian-bagian kulit?
Penyebaran reseptor sentuhan di kulit tidak rata sehingga di kulit terdapat bagian-bagian yang peka rangsangan dan bagian-bagian yang kurang peka. Permukaan kulit yang kaya akan ujung-ujung saraf peraba adalah:
a. ujung jari telunjuk
b. telapak tangan
c. telapak kaki
d. samping kiri serta kanan leher, dan lain-lain.
Indera peraba pada orang buta sangat peka, karena indera itu sangat berperan dalam pekerjaan dan aktivitas hidup yang lain. Dengan menggunakan ujung jarinya, tuna netra dapat membaca huruf braille. Kesan-kesan huruf yang dirabanya diteruskan ke pusat saraf di otak oleh saraf peraba untuk diolah.
Selain reseptor sentuhan, di dalam kulit kita juga terdapat reseptor tekanan. Reseptor tekanan di kulit disebut Korpuskel Pacini.
Kulit merupakan indera peraba yang peka terhadap rangsangan halus dan kasar. Pada kulit terdapat ujung-ujung saraf yang peka terhadap sentuhan, tekanan, rasa sakit, panas, dingin, dan lain-lain. Ujung-ujung saraf ini terdapat pada lapisan Malpighi kulit dan di berbagai alat tubuh. Masihkah kamu ingat mengenai bagian-bagian kulit?
Penyebaran reseptor sentuhan di kulit tidak rata sehingga di kulit terdapat bagian-bagian yang peka rangsangan dan bagian-bagian yang kurang peka. Permukaan kulit yang kaya akan ujung-ujung saraf peraba adalah:
a. ujung jari telunjuk
b. telapak tangan
c. telapak kaki
d. samping kiri serta kanan leher, dan lain-lain.
Indera peraba pada orang buta sangat peka, karena indera itu sangat berperan dalam pekerjaan dan aktivitas hidup yang lain. Dengan menggunakan ujung jarinya, tuna netra dapat membaca huruf braille. Kesan-kesan huruf yang dirabanya diteruskan ke pusat saraf di otak oleh saraf peraba untuk diolah.
Selain reseptor sentuhan, di dalam kulit kita juga terdapat reseptor tekanan. Reseptor tekanan di kulit disebut Korpuskel Pacini.
Kelainan/penyakit pada kulit
1. Kurap
Kurap adalah
penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini hidup di permukaan kulit
dan dapat merusak jaringan tanduk. Jenis penyakit ini ada yang dikenal sebagai
penyakit kutu air. Kelainan kulit biasanya berbentuk bundar, kemerahan, dan
bergelembung. Kelainan ini menimbulkan rasa gatal dan panas. Penularan dapat
terjadi melalui kontak langsung atau melalui bahan yang di pakai bersama-sama.
Misalnya, handuk, baju, dan sisir. Kurap dapat diobati dengan obat antijamur.
2. Eksim
Eksim adalah
peradangan kulit menahun yang disertai dengan bintil-bintil bergelembung dengan
permukaan kulit yang bersisik. Penyebab eksim adalah penimbunan kotoran pada
kulit.
3. Jerawat
Jerawat merupakan
penebalan abnormal dan peradangan pada pangkal kelenjar minyak. Menjaga
kebersihan kulit dan menghindari makanan berlemak dan pedas merupakan cara
paling efektif untuk menghindari jerawat.
4. Dermatitis
Dermatitis adalah
peradangan kulit yang disebab-kan oleh zat kimia, bakteri, jamur, atau alergi
yang disertai rasa gatal. Akibat lebih lanjut dari dermatitis adalah penebalan
dan pengerasan kulit.
5.
Skabies
Skabies sering juga
disebut kudis. Skabies merupa-kan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh
Sarcoptes scabiei. Kutu ini menyukai daerah dengan kulit tipis dan lembab,
seperti sela jari kaki, sela jari tangan, siku, pergelangan tangan, bahu, dan
daerah kemaluan. Kulit penderita akan penuh bintik-bintik kecil sampai besar,
kemerahan, dan kadang bernanah. Rasa gatal yang hebat akan terjadi, terutama
pada malam hari. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat antikudis.
4. Hidung
Hidung
sebagai indera pembau
Hidung merupakan indera pembau yang peka terhadap rangsangan bau. Di dalam hidung terdapat selaput lendir rongga hidung. Selaput lendir ini menyelimuti sel-sel reseptor yang terletak di kedua epitel olfaktori. Sel-sel reseptor (sel-sel pembau) sangat peka terhadap bau zat-zat yang berupa gas atau uap. Pada sel-sel reseptor ini terdapat banyak ujung-ujung saraf pembau yang akan bergabung membentuk serabut saraf pembau, sebelum menuju ke otak. Selaput lendir berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Hidung merupakan indera pembau yang peka terhadap rangsangan bau. Di dalam hidung terdapat selaput lendir rongga hidung. Selaput lendir ini menyelimuti sel-sel reseptor yang terletak di kedua epitel olfaktori. Sel-sel reseptor (sel-sel pembau) sangat peka terhadap bau zat-zat yang berupa gas atau uap. Pada sel-sel reseptor ini terdapat banyak ujung-ujung saraf pembau yang akan bergabung membentuk serabut saraf pembau, sebelum menuju ke otak. Selaput lendir berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Proses membau
Proses membau adalah, sebagai berikut:
Proses membau adalah, sebagai berikut:
a. Gas suatu benda masuk
ke lubang hidung, kemudian terlarut dalam selaput lendir sel-sel pembau.
Ujung-ujung saraf pembau akan terangsang.
b. Oleh saraf pembau,
rangsangan tersebut diteruskan ke pusat pembau di otak untuk dianalisis dan
diberi jawaban.
Kelainan atau
penyakit pada hidung
1. Sinusitis
Sinusitis adalah
peradangan atau infeksi pada tulang tengkorak sekitar hidung yang didahului
dengan pilek berkepanjangan.
2. Polip
Polip adalah
pertumbuhan jaringan bertangkai di permukaan kulit atau selaput lendir yang
melapisi bagian dalam organ. Polip bisa terjadi pada rongga hidung. Rongga
hidung akan tersumbat, terjadi infeksi kronis disertai pengeluaran cairan berlendir.
3. Pilek
Pilek dapat
disebabkan oleh influenza, polip pada hidung, radang akut pada hidung, dan
alergi. Pilek dengan ingus jernih dan tidak berbau disebabkan oleh alergi.
Pilek dengan ingus kehijauan atau kuning keruh menandakan adanya alergi dan
memerlukan antibiotika.
5. Lidah
Lidah sebagai
indera pengecap
Lidah merupakan indera pengecap untuk mengetahui rasa suatu zat yang terlarut di dalam air. Lidah dapat membedakan rasa suatu zat, rasa manis, asam, pahit, dan asin. Lidah kita mengandung reseptor rasa yang di-sebut kuncup rasa. Kuncup rasa tersebar di permukaan lidah. Daerah lain yang juga memiliki kuncup rasa adalah langit-langit lunak dan langit-langit tinggi di belakang mulut.
Secara morfologis, kuncup rasa ada empat macam. Masing-masing kuncup rasa bertanggung jawab atas rasa manis, pahit, asin, dan asam. Kuncup-kuncup rasa ini berkelompok di bagian-bagian tertentu lidah dan masing-masing peka terhadap suatu rasa, yakni:
a. Rasa manis, di ujung lidah.
b. Rasa asin, di tepi samping depan lidah.
c. Rasa asam, di tepi samping belakang lidah.
d. Rasa pahit, di pangkal lidah.
Rasa suatu makanan baru dapat diketahui setelah zat kimia yang dikandungnya larut dalam kelembaban mulut dan merangsang kuncup rasa. Oleh ujung-ujung urat saraf yang terdapat pada kuncup rasa, rangsangan akan dibawa ke otak.
Penentuan rasa dipengaruhi juga oleh bekerjanya reseptor-reseptor penciuman, suhu, dan sentuhan. Hal ini dapat kita rasakan tatkala pilek menyerang kita. Pada saat pilek, rongga hidung tersumbat oleh lender sehingga kita sulit mencium bau makanan sehingga kita menjadi kurang bernafsu untuk makan.
Selain berfungsi sebagai indera pengecap, lidah juga berfungsi sebagai alat pembantu mengatur makanan di rongga mulut, membantu berbicara, dan membantu menelan makanan.
Lidah merupakan indera pengecap untuk mengetahui rasa suatu zat yang terlarut di dalam air. Lidah dapat membedakan rasa suatu zat, rasa manis, asam, pahit, dan asin. Lidah kita mengandung reseptor rasa yang di-sebut kuncup rasa. Kuncup rasa tersebar di permukaan lidah. Daerah lain yang juga memiliki kuncup rasa adalah langit-langit lunak dan langit-langit tinggi di belakang mulut.
Secara morfologis, kuncup rasa ada empat macam. Masing-masing kuncup rasa bertanggung jawab atas rasa manis, pahit, asin, dan asam. Kuncup-kuncup rasa ini berkelompok di bagian-bagian tertentu lidah dan masing-masing peka terhadap suatu rasa, yakni:
a. Rasa manis, di ujung lidah.
b. Rasa asin, di tepi samping depan lidah.
c. Rasa asam, di tepi samping belakang lidah.
d. Rasa pahit, di pangkal lidah.
Rasa suatu makanan baru dapat diketahui setelah zat kimia yang dikandungnya larut dalam kelembaban mulut dan merangsang kuncup rasa. Oleh ujung-ujung urat saraf yang terdapat pada kuncup rasa, rangsangan akan dibawa ke otak.
Penentuan rasa dipengaruhi juga oleh bekerjanya reseptor-reseptor penciuman, suhu, dan sentuhan. Hal ini dapat kita rasakan tatkala pilek menyerang kita. Pada saat pilek, rongga hidung tersumbat oleh lender sehingga kita sulit mencium bau makanan sehingga kita menjadi kurang bernafsu untuk makan.
Selain berfungsi sebagai indera pengecap, lidah juga berfungsi sebagai alat pembantu mengatur makanan di rongga mulut, membantu berbicara, dan membantu menelan makanan.
0 komentar:
Posting Komentar