Sistem Reproduksi pada Manusia
A. Perkembangbiakan
Manusia
Manusia
melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi seksual pada manusia melibatkan
alat reproduksi laki-laki dan perempuan. Alat reproduksi manusia pertama kali
berfungsi pada masa pubertas.
Pada
manusia terjadi pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal). Pembuahan akan
menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang di dalam organ tertentu
pada alat reproduksi perempuan.
Alat kelamin pria terdiri dari bagian-bagian berikut :
1. sepasang
testis (buah zakar) yang tersimpan di dalam kantung pelir (skrotum);
2. kantong
pelir
(skrotum), berfungsi untuk mengatur dan mengoptimalkan suhu testis;
3. Epididimis
merupakan temap penampungan sperma sementara dan pematangan sperma
4. vas
deferens
merupakan penghubung antara testis dengan kantong sperma;
5. penis, berfungsi
untuk memasukkan sperma ke alat kelamin wanita.
Pada alat
reproduksi laki-laki juga terdapat kelenjar seks, yaitu vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper's. Vesikula seminalis menghasilkan
larutan alkali (untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi
perempuan) dan menyediakan fruktosa sebagai makanan sperma untuk pergerakannya.
Kelenjar prostat menghasilkan larutan asam berwarna putih. Kelenjar Cowper's
menghasilkan larutan alkali untuk menetralkan suasana asam dalam uretra.
Alat kelamin wanita terdiri dari empat bagian:
1. Sepasang
indung telur (ovarium) yang mampu menghasilkan sel telur setelah wanita
dewasa. Setelah masak, sel telur akan segera meninggalkan ovarium menuju
saluran sel telur. Peristiwa lepasnya sel telur dari ovarium disebut ovulasi.
2. Pembuluh
falopi
(tuba Fallopii/oviduk) yang ujungnya berbentuk corong dan berumbai-rumbai.
Rumbai-rumbai berfungsi untuk menangkap sel telur dari ovarium. Di daerah ini
biasanya sel telur dibuahi oleh sperma.
3. Rahim
(uterus)
merupakan ruang tempat pertumbuhan embrio menjadi janin. Selama pertumbuhan
janin, dinding rahim mempunyai banyak pembuluh darah sehingga menebal.
4. Lubang
peranakan
(vagina) adalah saluran terluar dari alat kelamin wanita. Melalui saluran
inilah sperma dimasukkan. Vagina juga merupakan jalan dilahirkannya bayi.
Pembebasan
sel telur dari indung/kandung telur pada wanita terjadi setiap 28 hari sekali.
Peristiwa ini disebut dengan ovulasi. Sel telur yang diovulasikan tersebut,
kemudian masuk ke dalam saluran telur (oviduk) atau saluran Fallopii. Apabila
saat itu ada sel sperma yang masuk, maka terjadilah pembuahan. Setelah dibuahi,
sel telur membelah menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, dan seterusnya.
Sementara
itu, dinding uterus (rahim) menebal dan bersifat seperti spon serta penuh
dengan pembuluh-pembuluh darah. Bila zigot yang sedang tumbuh itu tiba di
uterus (rahim), maka zigot itu tertanam dalam dinding rahim. Setelah beberapa
hari tampak adanya sekum-pulan pembuluh darah yang membangun plasenta pada
dinding rahim. Embrio dikelilingi oleh suatu cairan yang disebut amnion dan
dihubungkan oleh suatu jaringan yang menghubungkan embrio dengan plasenta.
Jaringan ini disebut tali pusar. Melalui tali pusar inilah embrio
mendapatkan oksigen dan makanan dari ibunya (induknya). Cairan yang
mengelilingi bayi tersebut digunakan untuk melindungi bayi dari bahaya benturan
yang mungkin terjadi.
B.
Perkembangan embrio
Perkembangan embrio di dalam rahim, sebagai berikut:
a. Pada
usia 4 minggu, sudah tampak adanya pembentukan mata, tangan, dan kaki.
b. Pada
usia 5 minggu, embrio telah mempunyai kepala, mata, tubuh, ekor yang pendek,
dan calon tangan, serta kaki. Secara umum, ciri embrio pada usia tersebut sama
seperti embrio hewan Vertebrata lainnya. Sedangkan panjang embrio hampir
mencapai 7 milimeter.
c. Pada
usia 9 minggu, embrio telah berubah menjadi bayi kecil yang sudah terbentuk. Ia
mempunyai wajah dengan mata, telinga, hidung, dan lidah. Jari-jari kaki dan
tangannya juga sudah nampak. Kepalanya jauh lebih besar dari badannya. Embrio
pada usia ini sudah dapat menggerakkan tangan dan kakinya. Panjangnya kira-kira
5,5 cm. Selain itu, jenis kelamin bayi sudah dapat diketahui.
d. Dalam
usia 10 minggu, panjang bayi kira-kira 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi,
kepalanya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan badannya. Mata, telinga,
hidung, dan mulut sudah tampak perkembangannya, begitu pula jari-jari tangan
dan kakinya.
e. Pada
usia 14 minggu, organ-organ tubuh yang dimilikinya sudah semakin berkembang.
Panjang tubuh bayi sekitar 16 cm.
f.
Pada usia 20 minggu, bayi memiliki
panjang tubuh sekitar 19 cm dan beratnya sekitar setengah kilogram.
Organ-organ tubuhnya sudah lebih berkembang. Tangan dan kakinya sudah
dilengkapi dengan kuku. Sudah memiliki alis mata dan bulu mata. Pada usia ini,
detak jantung bayi dapat terdeteksi dan bayi sangat aktif.
g. Ketika usia bayi mencapai 24
minggu, pertumbuhan badannya sangat pesat. Pada saat bayi akan lahir, berat
normalnya sekitar 3 kg, panjangnya sekitar 45 cm, lingkaran kepala bayi sama
dengan lingkar bahu atau pangkal pahanya. Setelah lahir, plasenta akan ikut
keluar dan biasanya dikenal sebagai ari-ari.
h. Kira-kira
9 bulan lamanya, bayi itu mengalami pertumbuhan yang sempurna dan siap lahir.
Bila bayi itu sudah siap dilahirkan, otot-otot uterus berkontraksi secara
teratur dan mendorong bayi itu keluar uterus melalui vagina. Kantung tempat
cairan yang mengelilingi bayi pecah dan lahirlah bayi dengan kepala lebih
dahulu keluar. Tali pusar kemudian dipotong oleh bidan atau dokter dan bayi
sendiri mulai bernapas untuk pertama kalinya dengan paru-paru.
C.
Penyakit yang
Menyerang Sistem Reproduksi Manusia
1. AIDS
AIDS atau Acquired
Immune Deficiency Syndrome adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus dan
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem kekebalan adalah sistem pada
tubuh yang melawan infeksi dan penyakit. Seseorang yang terkena AIDS akan
mudah terserang penyakit lain akibat tidak berfungsinya sistem
kekebalan tubuh.
AIDS
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Virus ini menyerang sel darah putih yang berfungsi untuk membunuh kuman
penyakit. HIV dapat dipindahkan dari orang yang tertular kepada orang yang
sehat melalui 3 cara, yaitu:
- hubungan seksual;
- pemakaian jarum atau alat suntik dalam penyuntikan obat; atau
- penularan dari ibu kepada bayinya sebelum, selama, atau sesaat sesudah dilahirkan.
Resiko
terkena AIDS dapat dihindari dengan cara:
- tidak menggunakan jarum suntik secara bersama-sama;
- meminta penyuluhan dan melakukan tes ketertularan HIV bagi wanita yang berisiko tinggi terhadap AIDS dan sedang hamil;
- mengikuti prosedur yang benar dalam merawat pasien pada pekerja pelayanan kesehatan;
- tidak memperbolehkan orang yang mengidap HIV atau yang beresiko tinggi terhadap AIDS mendonorkan darah atau organ tubuhnya;
- tidak menggunakan silet, sikat gigi, atau benda lain yang dapat melukai atau mengandung darah yang tercemar secara bersama-sama, dan
- tidak berganti-ganti pasangan.
Penyakit ini
disebut juga penyakit kencing nanah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoea. Kuman ini ditemukan pertama kali oleh Albert
Neisser, ahli bakteriologi Jerman pada nanah penderita radang saluran
kemih. Penularan terjadi melalui kontak seksual. Gejala awal pada pria yang
terkena penyakit ini adalah rasa panas dan gatal pada alat kelamin disertai
keluarnya nanah. Pada wanita, kadang penyakit ini tidak menimbulkan keluhan.
Infeksi yang berkelanjutan dapat mengakibatkan kemandulan.
Pada
tahap awal, gonorrhoea dapat diobati menggunakan antibiotik. Namun, karena
resistensi terhadap antibiotik, perlu dicari obat-obatan baru yang lebih bagus.
3. Herpes
genitalis
Herpes
genitalis
adalah penyakit yang menyerang alat kelamin, kulit, serta selaput lendir dubur.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex serotipe 2 dan
ditularkan melalui hubungan seksual. Gejala terinfeksi virus ini adalah rasa
gatal pada daerah genital dengan kulit dan selaput lendir memerah. Bercak
memerah ini berkelompok, menggembung, dan berisi air menjadi vesikel.
Vesikel akan mengalami gesekan dan terbentuklah daerah peradangan bundar dengan
bagian tengah berwarna merah. Penyakit ini dapat diobati dengan obat antivirus acyclovir.
4. Sifilis
Sifilis (raja singa)
adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema palidum. Penyakit
ini ditularkan melalui hubungan badan. Kuman ini juga dapat ditularkan melalui
transfusi darah akibat donor menderita sifilis. Jika penyakit ini menyerang ibu
hamil, maka bayinya akan menderita cacat bawaan.
Ada
berbagai macam penyakit sifilis, antara lain Sifilis insontium dan sifilis
oeconomiaca. Sifilis insontium adalah sifilis yang ditularkan melalui
alat-alat yang dipakai oleh penderita. Misalnya, alat makan dan minum. Sifilis
oeconomiaca adalah sifilis yang ditularkan oleh ibu yang menyusui kepada
anaknya atau sebaliknya.
Pada tahap awal, sifilis menunjukkan gejala berupa bisul yang
tidak sakit pada penis atau dalam rahim.
Tahap selanjutnya adalah timbulnya bercak-bercak
pada seluruh permukaan kulit, demam, sariawan, dan pembengkakan kelenjar limfe.
Pada tahap ini, sifilis masih dapat diobati dengan menggunakan antibiotik.
D.
Menjaga
Kebersihan Alat Reproduksi
Kesehatan alat reproduksi merupakan faktor penting dalam
pencegahan penyakit-penyakit yang sering menyerang alat/sistem reproduksi.
Penyakit kelamin begitu biasanya penyakit yang menyerang sistem reproduksi
disebut, sering kali diakibatkan karena kita kurang memperhatikan kebersihan
dan kesehatan alat kelamin kita.
Membersihkan
alat kelamin setelah buang air kecil atau buang air besar merupakan salah satu
pencegahan terhadap penyakit kelamin. Pergunakan tisu atau lap untuk
mengeringkan alat kelamin setelah buang air kecil atau buang air besar. Setelah
buang air besar bersihkan ke arah menjauhi alat kelamin. Hal ini bertujuan
supaya kotoran/kuman-kuman yang terkandung di dalam feses yang keluar dari anus
tidak masuk ke dalam alat kelamin.
Jika sedang
mengalami menstruasi, gantilah, pembalut sesering mungkin. Keadaan lembab dan
kotor sangat memungkinkan kuman untuk berkembang biak. Kuman yang berkembang
biak ini bisa menyebabkan keputihan bahkan mungkin infeksi pada alat kelamin.
Selalu
mempergunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat.
Bahan tersebut akan menghilangkan rasa lembab dan panas pada organ tersebut.
Selalu mengganti pakaian dalam yang kita kenakan minimal 2 kali sehari. Dengan
demikian, kita akan merasa nyaman dan enak dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
Walaupun
kebiasaan buang air kecil sembarangan tidak menyebabkan penyakit, hendaknya perbuatan
itu tidak diteruskan. Selain menimbulkan bau yang kurang sedap, buang air kecil
sembarangan juga tidak sedap dipandang.
Dengan hal-hal tersebut di atas, minimal kita
sudah berusaha untuk mencegah penyakit kelamin yang kemungkinan bisa menyerang
kita. Mencegah penyakit kelamin dengan memelihara kesehatan alat reproduksi
merupakan salah satu kewajiban bagi kita yang peduli akan kesehatan.
0 komentar:
Posting Komentar